Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh
suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut
dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi
berikutnya. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic
(radiasi) atau panas. [William D.C, 1993]. Singkatnya transduser adalah sebuah
alat yang mengkonversi suatu bentuk energy ke bentuk energy lain.
Terkadang kita bingung antara transduser dan sensor,
apa perbedaan dari transduser dan sensor? Transduser merupakan sebuah alat yang
dapat mengkonversi suatu energy ke energy lain, sedangkan Sensor adalah sebuah
benda yang dapat bereaksi terhadap perubahan, seperti perubahan fisik, kimia,
atau biologi. Sensor dapat mendeteksi perubahan lingkungannya. Ada juga yang
menyebut sensor dan transduser itu sama. Biasanya sebuah alat instrumentasi
elektronik didalamnya sudah terdapat sensor dan transduser.
Berikut merupakan gambaran umum diagram transduser :
Dari gambar dapat dilihat bahwa sensor merup
akan input
dari transduser, sensor mendeteksi adanya sinyal dari luar, kemudian diproses
oleh sebuah prosesor, dan actuator untuk mengeluarkan sinyal output yang
diinginkan.
Karakteristik sebuah sensor meliputi :
1.
Range
Range merupakan batas sebuah sensor dapat mendeteksi
masukkan. Misalkan LM35 dapat mendeteksi suhu dari range -50°C sampai 150°C.
2.
Span
Span adalah perbedaan antara nilai maksimum dan
minimum input yang dapat dideteksi sensor. Pada LM35 tadi, mempunyai span 200°C.
3.
Error
Error merupakan perbedaan nilai hasil pengukuran
dengan nilai sebenarnya. Pengukuran suhu oleh LM35 bisa saja mengukur suhu
ruangan sebesar 27,3°C, dimana suhu sebenarnya adalah 27°C, errornya ialah +0,3°C.
4.
Akurasi
Akurasi merupakan kedekatan antara nilai ukuran
sebenarnya dengan nilai yang terukur.
5.
Sensitifitas
Sensitifitas adalah rasio perubahan nilai output
terhadap per satuan nilai input yang menyebabkan output berubah. Sebagai
contoh, sebuah thermocouple memiliki sensitifitas 41 μV/°C.
6.
Nonlinearity
Nonlinearity menandakan maksimum deviasi dari kurva
pengukuran sebenarnya dari kurva ideal.
7.
Hysterisis
Hysterisis adalah error dari sensor yang didefinisikan
sebagai maksimum perbedaan nilai output pengukuran dari range sensor.
8.
Resolusi
Resolusi merupakan perubahan terkecil pada input yang
dapat terdeteksi pada sinyal output.
9.
Stability
Stability adalah kemampuan sensor untuk menghasilkan
output yang sama saat dilakukan pengukuran dengan input yang sama untuk
beberapa waktu.
10.
Repeatability
Kemampuan sensor untuk menghasilkan output yang sama
untuk percobaan berulang dengan input yang sama. Biasanya dalam bentuk % dari
range skala penuh:
11.
Response Time
Respon time adalah kecepatan output untuk berubah saat
ada perubahan pengukuran.
12.
Dead Band/Time
Range dari nilai input yang tidak menghasilkan output.
Sensor terdiri dari beberapa macam klasifikasi,
diantaranya :
·
Displacement,
position and proximity sensors
·
Velocity and
motion
·
Force
·
Fluid pressure
·
Liquid flow
·
Liquid level
·
Temperature
No comments:
Post a Comment